TINGKATAN MANUSIA DALAM SOLAT
Tingkatan Pertama
Di sinilah letak orang-orang yang... tidak menjaga waktu sholat. Ia tidak menjaga wudhu, tidak juga rukun-rukun sholat yang zahir serta kekhusyu’an. Orang semacam ini akan mendapat hukuman atas sholatnya sebagaimana disepakati oleh semua ulama.
Tingkatan Kedua
Di sini terletak orang-orang yang menjaga waktu sholat, menjaga wudhu dan juga rukun-rukun sholat yang zhahir, namun ia melalaikan kekhusyukan. Orang seperti ini akan dihisab sholatnya dengan keras.
Kebanyakan orang berada dalam tingkatan ini. Iya, kan?
Jika sekarang kita mulai berpikir, ini pertanda baik, karena kita mulai bermuhasabah (introspeksi) pada diri sendiri.
Tingkatan Ketiga
Di tingkat ini terletak orang-orang yang menjaga waktu sholat, menjaga wudhu, dan juga rukun-rukun sholat yang zhahir, Ia tampak berjuang gigih melawan setan. Di awal-awal tampak ia bisa khusyuk, tapi kemudian setan berhasil mencurti perhatiannya. Ia kembali melawan, dan demikian seterusnya silih berganti. Orang seperti ini akan tertutup kekurangannnya.
Ia berjuang gigih dalam sholatnya. Tentu ia akan mendapat dua pahala, pahala sholat di bagian mana ia berhasil khusyuk dan pahala perjuangan melawan setan. Tingkatan semacam ini sering terjadi sebab seseorang akan sering mengalami perubahan keadaan, dan setan pun terus berusaha untuk mendapatkan kesempatan menggoda.
Tingkatan Keempat
Di tingkat ini terletak orang-orang yang menjaga waktu sholat, menjaga wudhu, menjaga rukun-rukun sholat, dan melaksanakan sholat dengan khusyuk. Ini merupakan tingkatan yang sangat tinggi, sebab ia menang melawan setan setelah perjuangan yang amat gigih. Orang seperti ini akan mendapat pahala penuh.
Kita mungkin akan mengatakan, “Kalau begitu inilah tingkatan yang terakhir. Maka, yang tepat adalah empat tingkatan dan bukannya lima.” Saudaraku, jangan terburu-buru. Simaklah sekarang tingkatan berikutnya.
Tingkatan Kelima
Tingkatan ini adalah tempat bagi orang yang menjaga penuh waktu sholat, wudhu, rukun-rukun, dan kekhusyukan. Orang ini juga menanggalkan hati dan menyerahkannya sepenuh jiwa kepada Allah SWT. Orang ini tidak lagi berada di dunia. Ia ada bersama Allah. Tidak lagi terkait dengan ikatan-ikatan dunia. Ia tidak lagi melihat atau mendengar. Inilah maksud ucapan Rasulullah SAW, “Pucuk kebahagiaanku terletak di dalam sholat.” Orang semacam ini adalah orang istimewa yang dekat dengan Rabbnya.
Sebelumnya kita mungkin telah mengira tidak ada lagi tingkatan setelah tingkatan keempat. Sungguh, kebaikan orang-orangh shalih masih merupakan kejelekan bagi orang-orang istimewa. Alangkah kasihan orang yang tidak mampu merasakan kemanisan ini.!
Saudaraku tercinta, sekarang jawab pertanyaan berikut: “Di tingkat mana kita berada?”
Sekarang mari kita luruskan niat, sempurnakan ikhtiar, kemudian berdoalah kepada Allah agar Ia menjadikan kita golongan orang-orang yang istimewaSee More
By: Sang Pencerah
Add a description
KEUTAMAAN SHALAT
TINGKATAN MANUSIA DALAM SOLAT
Tingkatan Pertama
Di sinilah letak orang-orang yang... tidak menjaga waktu sholat. Ia tidak menjaga wudhu, tidak juga rukun-rukun sholat yang zahir serta kekhusyu’an. Orang semacam ini akan mendapat hukuman atas sholatnya sebagaimana disepakati oleh semua ulama.
Tingkatan Kedua
Di sini terletak orang-orang yang menjaga waktu sholat, menjaga wudhu dan juga rukun-rukun sholat yang zhahir, namun ia melalaikan kekhusyukan. Orang seperti ini akan dihisab sholatnya dengan keras.
Kebanyakan orang berada dalam tingkatan ini. Iya, kan?
Jika sekarang kita mulai berpikir, ini pertanda baik, karena kita mulai bermuhasabah (introspeksi) pada diri sendiri.
Tingkatan Ketiga
Di tingkat ini terletak orang-orang yang menjaga waktu sholat, menjaga wudhu, dan juga rukun-rukun sholat yang zhahir, Ia tampak berjuang gigih melawan setan. Di awal-awal tampak ia bisa khusyuk, tapi kemudian setan berhasil mencurti perhatiannya. Ia kembali melawan, dan demikian seterusnya silih berganti. Orang seperti ini akan tertutup kekurangannnya.
Ia berjuang gigih dalam sholatnya. Tentu ia akan mendapat dua pahala, pahala sholat di bagian mana ia berhasil khusyuk dan pahala perjuangan melawan setan. Tingkatan semacam ini sering terjadi sebab seseorang akan sering mengalami perubahan keadaan, dan setan pun terus berusaha untuk mendapatkan kesempatan menggoda.
Tingkatan Keempat
Di tingkat ini terletak orang-orang yang menjaga waktu sholat, menjaga wudhu, menjaga rukun-rukun sholat, dan melaksanakan sholat dengan khusyuk. Ini merupakan tingkatan yang sangat tinggi, sebab ia menang melawan setan setelah perjuangan yang amat gigih. Orang seperti ini akan mendapat pahala penuh.
Kita mungkin akan mengatakan, “Kalau begitu inilah tingkatan yang terakhir. Maka, yang tepat adalah empat tingkatan dan bukannya lima.” Saudaraku, jangan terburu-buru. Simaklah sekarang tingkatan berikutnya.
Tingkatan Kelima
Tingkatan ini adalah tempat bagi orang yang menjaga penuh waktu sholat, wudhu, rukun-rukun, dan kekhusyukan. Orang ini juga menanggalkan hati dan menyerahkannya sepenuh jiwa kepada Allah SWT. Orang ini tidak lagi berada di dunia. Ia ada bersama Allah. Tidak lagi terkait dengan ikatan-ikatan dunia. Ia tidak lagi melihat atau mendengar. Inilah maksud ucapan Rasulullah SAW, “Pucuk kebahagiaanku terletak di dalam sholat.” Orang semacam ini adalah orang istimewa yang dekat dengan Rabbnya.
Sebelumnya kita mungkin telah mengira tidak ada lagi tingkatan setelah tingkatan keempat. Sungguh, kebaikan orang-orangh shalih masih merupakan kejelekan bagi orang-orang istimewa. Alangkah kasihan orang yang tidak mampu merasakan kemanisan ini.!
Saudaraku tercinta, sekarang jawab pertanyaan berikut: “Di tingkat mana kita berada?”
Sekarang mari kita luruskan niat, sempurnakan ikhtiar, kemudian berdoalah kepada Allah agar Ia menjadikan kita golongan orang-orang yang istimewa